Viral Polisi Tidur 4 Baris di Klaten Tuai Kritik, Dianggap Terlalu Tinggi dan Membahayakan

JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Keberadaan polisi tidur berjajar dalam 4 baris di seberang Kantor Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah viral di media sosial. 

Video tersebut menjadi sorotan karena polisi tidur tersebut dianggap terlalu tinggi dan menyulitkan pengendara. 

Seperti diketahui, polisi tidur berfungsi sebagai penanda bagi pengendara untuk memperlambat laju kendaraan karena ada obyek yang harus diwaspadai. 

Meski tujuan awal dari pemasangan polisi tidur tersebut untuk mencegah pengendara melaju dengan kecepatan tinggi, namun keberadaan polisi tidur di seberang Kantor Pemerintah Kabupaten Klaten menjadi perhatian banyak pihak. 

BACA JUGA:Viral Aksi Guru Menggunting Seragam Siswa, Tuai Pro Kontra

Dalam video yang dibagikan oleh akun X @MafiaWasit, terlihat beberapa pengendara yang melewati polisi tidur di jalan tersebut mengalami kesulitan dan harus berjalan pelan-pelan.  

"Namanya juga Klaten, bukannya ninggiin UMR malah meninggikan galengan terus ditaruh di jalanan!!," tulis akun X @MafiaWasit dalam keterangan unggahannya.  

Terlihat para pengguna jalan terutama pengguna sepeda motor mengalami kesulitan melewati polisi tidur empat baris tersebut karena ukurannya yang tinggi dan jarak yang sangat rapat. 

Reaksi Warganet 

Sontak, keberadaan polisi tidur 4 baris tersebut menuai banyak keluhan dari masyarakat karena dianggap terlalu tinggi dan dapat membahayakan keselamatan pengendara.  

BACA JUGA:Viral Tanda Tangan Unik Kapolda Babel Tuai Sorotan Warganet

Warganet yang menyaksikan video tersebut ikut melayangkan kritik terhadap orang-orang yang bertanggung jawab dalam pembuatan polisi tidur tersebut. 

"Paling ga suka ada polisi tidur karena buatnya asal-asalan ga mikir jadi dibuat setinggi mungkin, motorku jadi korban sering rusak dek bawahnya pecah," tulis akun @thi***. 

"Itu kalau ada orang sakit lewat disitu, gimana ya, tapi enggak semua jalan begitu kan? Bayangin orang hamil lewat situ," tulis akun @ano***.